keluarga yang penuh dengan cinta kasih, sukses di rumah, sukses di kantor

keluarga yang penuh dengan cinta kasih, sukses di rumah, sukses di kantor

Selasa, 11 Oktober 2011

Sumenep, Bukti Sejarah Masa Lampau Madura

Sumenep, kota yang terletak paling timur dari pulau garam ini, merupakan kota bersejarah bagi warga Madura. Ditempat inilah dahulu kerajaan Sumenep pernah berjaya. Guratan sisa sejarah masih terlihat dari beberapa bangunan yang masih kokoh berdiri. Sebut saja, masjid agung Sumenep, keraton Sumenep, dan juga makam raja-raja Sumenep, Asta Tinggi.
Ketika kami memasuki kota Sumenep, disana ada baliho besar yang menyebutkan obyek wisata apa saja yang ada di Kabupaten Sumenep ini. Untuk obyek wisata budaya, disebutkan ada Masjid Agung (Jami’) Sumenep, Keraton Sumenep, Makam raja-raja Asta Tinggi, Kerajinan Batik Tulis, dan Karapan Sapi. Untuk obyek wisata alam ada Pantai Lombang, Pantai Slopeng, dan Scuba diving di Kangean yang terkenal itu. Pada kesempatan kali ini, kami hanya sempat mengunjungi 4 dari 8 obyek yang disebutkan disana.
Masjid Agung (Jami’) Sumenep.
Masjid Agung Sumenep
Sebagaimana aturan tata kota mocopat kerajaan di Jawa, lokasi masjid agung ini juga terletak dipusat kota, disebelah barat dari taman kota (alun-alun) kota Sumenep. Kami sempat ragu sebelumnya untuk memasukinya, karena dari luar astitekturnya sama sekali tidak menyerupai masjid. Seperti pintu masuk keraton. Tidak ada kubah maasjid ataupun menara layaknya masjid-masjid yang sering kami temui. Walaupun kami sempat ragu-ragu, kami putuskan tetap memasukinya. Dan benar, ternyata bangunan yang kami masuki ini benar-benar masjid. Bangunan utama masjid tertutup (yang mungkin hanya digunakan ketika jam sholat berjamaah), sehingga bagi orang-orang yang ingin melaksanakan sholat bisa melaksanakan dibagian serambi luar. Arsitekturnya sendiri, bagi saya benar-benar sangat unik, belum pernah saya lihat sebelumnya dimanapun. Saya tidak bisa mendefinisikan sama sekali ini mengadopsi budaya mana. Dan setelah saya cari tahu ternyata memang arsitektur masjid ini adalah gabungan dari budaya Arab, Persia, Jawa, India, dan Cina.
Keraton Sumenep.

Berada di sisi timur dari taman kota Sumenep, berdiri keraton Sumenep. Tidak bisa dibayangkan layaknya keraton Jogja atau Solo, namun walaupun keraton ini sudah tidak dihuni oleh anggota keturunan raja lagi, keraton ini bisa dibilang masih sangat terawat.
Pada saat kami kesini, keraton sedang bersiap-siap mengadakan acara tahun menyambut ulang tahun kemerdekaan RI, yang kabarnya akan mengundang wisatawan mancanegara. Digapura depan sudah banyak pasukan penyambut yang didandani sedemikan rupa. Dan dibagian pendopo sudah bersiap-siap orang-orang yang didandani layaknya raja dan abdi-abdinya untuk pertunjukan. Juga ada para pemegang alat musik gamelan yang sedang berlatih. Dibagian belakang pendopo sudah disiapkan berbagai macam menu makanan untuk para tamu nantinya. Karena kami tamu tak diundang maka kami hanya bisa berkeliling dan memotret sana-sini layaknya wartawan gadungan.

Makam raja-raja Sumenep, Asta Tinggi.
Gerbang Asta Tinggi
Ini adalah hal yang paling lucu. Kami tidak tahu apa itu Asta Tinggi pada awalnya. Namun disana-sini banyak petunjuk jalan yang membimbing ketempat ini. Pastilah itu obyek wisata menurut kami. Dan kamipun segera meluncur ketempat ini. Ternyata tempat ini adalah tempat jasad raja-raja Sumenep bersemayam, pesarean (makam) raja-raja Sumenep. Ada 4 rombongan bis besar yang sedang berziarah ketempat ini ketika kami sampai disini. Karena penampilan kami yang tidak karuan, kaos oblong dan jeans yang sudah lusuh, disaat orang lain berbusana muslim, maka kamipun hanya mampir didepan gerbangnya saja.
Pantai Slopeng
Pantai Slopeng, salah satu dari dua pantai terkenal di kabupaten Sumenep. Dimana, mengingat masih minimnya pengunjung yang datang kesini menbuat keindahan dari pantai ini masih tetap terjaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar