keluarga yang penuh dengan cinta kasih, sukses di rumah, sukses di kantor

keluarga yang penuh dengan cinta kasih, sukses di rumah, sukses di kantor

Kamis, 14 November 2013

ikan gabus memiliki nutrisi yang lebih baik dari ikan salmon

Ikan gabus sangat kaya albumin, jenis protein yang mempercepat penyembuhan pascaoperasi dan melahirkan. Zat ini juga membantu pertumbuhan anak dan menambah berat badan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Keluar dari rumah sakit pascaoperasi, seperti sehabis persalinan, merupakan fase yang cukup kritis karena pasien harus berjuang untuk kesembuhannya. Kita sering mendengar larangan mengonsumsi makanan tertentu. Informasi itu kadang masuk akal, tetapi sering membuat bingung karena bertolak belakang satu sama lain.
Secara umum sebenarnya tidak ada pantangan makan bagi pasien pascaoperasi, kecuali bila menderita alergi atau mendapat pesan khusus dari dokter. Sehabis menjalani operasi usus misalnya, tentu kita tidak boleh mengonsumsi makanan yang sulit dicerna. Sebaliknya, pascaoperasi persalinan, makan banyak merupakan solusi untuk mempercepat proses penyembuhan, terutama makanan kaya protein, vitamin, dan mineral.
Zat gizi sangat diperlukan untuk membantu tubuh melakukan proses penyembuhan pascaoperasi, yaitu memperbaiki sel dan jaringan. Zat gizi berkualitas juga diperlukan untuk memperkuat imunitas (sistem kekebalan) tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
Salah satu bahan pangan yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi pascaoperasi adalah ikan gabus. Ikan gabus banyak dijual di pasar tradisional dan modern, umumnya dalam bentuk kering asin. Karena itu, ikan gabus lebih dikenal sebagai ikan asin yang bergengsi.
Jenis ikan gabus
Ikan gabus adalah sejenis ikan buas yang hidup di air tawar dan rawa. Sering dijuluki “ikan buruk rupa” karena kepalanya menyerupai kepala ular. Di negara Barat, ikan ini disebut snakehead, ditakuti karena merupakan pemakan daging dan sangat agresif.
Di Indonesia, ikan ini dikenal dengan berbagai nama, yaitu kutuk (Jawa), haruan atau bogo (Sunda), dan kocolan (Betawi). Ikan gabus jenisnya beragam, di antaranya gabus biasa (haruan), kehung, kerandang, toman, dan gabus unggui.
Ikan gabus biasa atau haruan (Ophiocephalus striatus) paling sering ditemukan di pasar. Bentuknya mendekati lonjong (bulat memanjang) dengan bagian pangkal ekor pipih. Tubuh bagian punggung berwarna cokelat kehitaman dan bagian perut putih kecokelatan. Mudah ditemukan di perairan umum seperti danau, rawa, sungai, juga bisa hidup di perairan payau di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Ikan gabus jenis toman (Ophiocephalus micropeltes), populer kedua setelah ikan gabus biasa. Bentuk badannya memanjang dan bulat. Mulut berukuran lebar terletak di ujung hidung.
Jenis toman muda warna tubuhnya merah, setelah dewasa menjadi hijau kebiruan ke arah ungu. Panjangnya dapat mencapai 65 cm. Hidupnya di rawa dan sungai, khususnya daerah banjir. Banyak dikonsumsi di daerah Jawa, Sumatera Selatan, dan Kalimantan.
Dilihat dari kandungan gizinya, ikan gabus tidak kalah dari ikan air tawar lain yang cukup populer, seperti ikan mas dan ikan bandeng. Kandungan gizi berbagai ikan air tawar dapat dilihat pada tabel.
Komposisi gizi per 100 gram beberapa ikan tawar dan payau
Jenis ikanProtein (g)Lemak (g)Karbohidrat (g)Mineral (g)Air (g)
Mas162,01,01,080
Bandeng201,31,51,276
Tawes9,75,11,71,582
Gabus201,50,21,377
Betok17,55,00,52,075
Lele17,74,80,31,276
Seperti ikan lain, keunggulan ikan gabus adalah kandungan proteinnya yang cukup tinggi. Kadar protein per 100 gram ikan gabus setara ikan bandeng, tetapi lebih tinggi bila dibandingkan dengan ikan lele maupun ikan mas yang sering kita konsumsi.
Kandungan protein ikan gabus juga lebih tinggi daripada bahan pangan yang selama ini dikenal sebagai sumber protein seperti telur, daging ayam, maupun daging sapi. Kadar protein per 100 gram telur 12,8 gram; daging ayam 18,2 gram; dan daging sapi 18,8 gram. Nilai cerna protein ikan juga sangat baik, yaitu mencapai lebih dari 90 persen.
Selain itu, protein kolagen ikan gabus juga lebih rendah dibandingkan dengan daging ternak, yaitu berkisar 3-5 persen dari total protein. Hal tersebut yang menyebabkan tekstur daging ikan gabus lebih empuk daripada daging ayam ataupun daging sapi.
Rendahnya kolagen menyebabkan daging ikan gabus menjadi lebih mudah dicerna bayi, kelompok lanjutt usia, dan juga orang yang baru sembuh dari sakit. Bayi memerlukan asupan protein tinggi, tetapi belum memiliki saluran pencernaan yang sempurna.
Albumin pembentuk sel
Keunggulan protein ikan gabus lainnya adalah kaya akan albumin, jenis protein terbanyak (60 persen) di dalam plasma darah manusia. Peran utama albumin di dalam tubuh sangat penting, yaitu membantu pembentukan jaringan sel baru.
Tanpa albumin; sel-sel di dalam tubuh akan sulit melakukan regenerasi, sehingga cepat mati dan tidak berkembang. Albumin inilah yang juga berperan penting dalam proses penyembuhan luka.
Di dalam ilmu kedokteran, albumin biasa dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah, misalnya karena operasi atau pembedahan. Itulah sebabnya pasien pascaoperasi sangat dianjurkan mengonsumsi ikan gabus, dengan harapan dapat membantu proses penyembuhan di dalam tubuh.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Prof. DR. Dr. Nurpudji A. Taslim dari Universitas Hasanudin, Makassar, menunjukkan kadar albumin pasien di RS Wahidin Sudiro Husodo Makassar, Sulawesi Selatan, meningkat tajam setelah beberapa kali mengonsumsi ikan gabus. Hal tersebut mempercepat kesehatan pasien.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan pada bagian bedah RS Umum Dr. Saiful Anwar Malang. Hasil uji coba tersebut menunjukkan pemberian 2 kg ikan gabus masak setiap hari kepada pasien pascaoperasi dapat meningkatkan albumin dari kadar yang rendah (1,8 g/dl) menjadi normal.
Penelitian yang dilakukan di Universitas Hasanudin juga menunjukkan pemberian ekstrak ikan gabus selama 10-14 hari dapat meningkatkan kadar albumin darah 0,6-0,8 g/dl. Para ODHA (orang dengan HIV/AIDS) yang diberi ekstrak ikan gabus secara teratur, dapat meningkatkan kadar albumin di dalam darah, sehingga berat badannya akan naik secara perlahan.
Selain membantu pembentukan jaringan baru, albumin yang berada di dalam darah juga berfungsi untuk mengatur keseimbangan air di dalam sel, memberikan gizi di dalam sel, dan membantu mengeluarkan produk buangan. Albumin juga berfungsi mempertahankan pengaturan cairan di dalam tubuh.
Konsumsi Sejak Balita
Konsumsi ikan gabus sebaiknya mulai dibiasakan sejak balita. Pemberian makanan yang kaya albumin ini bukan hanya dilakukan ketika anak menunjukkan gejala sakit, tetapi juga ketika sehat. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi albumin yang sangat penting.
Sebuah penelitian yang dilakukan Ida Samidah dari Balitbangda Sulawesi Selatan menunjukkan, balita yang mengonsumsi ikan gabus secara teratur memiliki kadar albumin jauh lebih tinggi dibandingkan dengan balita yang tidak mengonsumsinya. Selain itu, balita yang mengonsumsi ikan gabus secara teratur juga mengalami peningkatan berat badan dan kadar hemoglobin darah secara nyata.
Di pasaran, ikan gabus lebih banyak dijual dalam keadaan kering dan sudah diasinkan. Namun, tidak sedikit pula ikan gabus dijual dalam keadaan segar. Ikan gabus kering atau dalam keadaan masih segar mempunyai khasiat yang sama bagi kesehatan.
Hal yang perlu dicermati pada ikan gabus kering asin adalah kadar natriumnya yang tinggi. Natrium tersebut berasal dari garam dapur (natrium klorida) yang digunakan untuk mengasinkan ikan. Konsumsi natrium tinggi akan menyebabkan seseorang mudah mengalami hipertensi. Karena itu, penderita tekanan darah tinggi disarankan untuk mengonsumsi ikan gabus segar.
Upaya sederhana untuk mengurangi kadar natrium pada ikan gabus kering asin adalah dengan cara merendamnya dalam larutan garam encer, selama beberapa jam sebelum diolah lebih lanjut. Dengan perendaman tersebut, garam dari konsentrasi tinggi (pada ikan asin) akan mengalir menuju konsentrasi rendah (larutan garam encer), sehingga kadar garam pada ikan turun.
Mendukung Pertumbuhan Anak
Albumin bukan hanya dibutuhkan pasien yang sedang menjalani operasi, tetapi juga anak-anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Bila kadar albumin rendah, protein yang dikonsumsi anak akan pecah. Protein yang seharusnya dikirim untuk pertumbuhan sel menjadi tidak maksimal.
Pada anak yang kekurangan albumin, seperti penderita tuberkulosis (TBC atau TB), daya kerja obat yang diminum menjadi kurang maksimal. Sementara pada anak yang sedang berada di fase periode emas pertumbuhan (golden age), yaitu usia 1-5 tahun, kekurangan albumin akan sangat mengganggu pertumbuhan otaknya. Semakin sedikit albumin, pertumbuhan sel di otak akan semakin lambat. Sel otak yang sedikit menyebabkan anak menjadi kurang cerdas.
Kadar albumin normal di dalam tubuh antara 3,5-4,5 g/dl. Kadar albumin yang kurang dari 2,2 g/dl menunjukkan masalah pada tubuh. Umumnya masalah gizi yang diderita anak-anak bukan hanya disebabkan oleh asupan yang kurang, tetapi juga karena zat gizi yang berhasil dibawa oleh darah sangat sedikit, sehingga tidak bisa memberi gizi pada sel. Kasus seperti ini sering ditemukan pada anak-anak yang mempunyai kebiasaan makan banyak dan cukup bergizi, tetapi pertumbuhannya sangat lambat.
Banyak orangtua yang kemudian mengaitkan lambatnya pertumbuhan anak dengan gejala cacingan. Padahal, penyebab utama adalah karena kekurangan albumin. Kekurangan albumin menyebabkan zat gizi di dalam darah tidak dapat disalurkan dengan baik ke sel-sel tubuh yang memerlukan.
Kekurangan gizi seperti ini pun berdampak terhadap penurunan daya kekebalan tubuh, sehingga anak mudah sakit. Sementara pada anak yang menderita penyakit tertentu, semisal TBC, akan menjadi lebih lama untuk disembuhkan.
Sebenarnya tubuh memiliki cadangan albumin yang bisa digunakan bila asupan albumin sangat kurang. Cadangan albumin berada di dalam otot. Namun, bila albumin cadangan ini diambil terus-menerus, anak akan mengalami gangguan pertumbuhan. Anak tersebut akan terlihat sangat kurus dan tubuhnya tidak bugar.
Itulah sebabnya, bila anak kita sulit sekali tumbuh, sebaiknya bukan hanya diberi obat anticacing. Yang paling penting, perhatikan asupan makanannya, apakah cukup bergizi atau tidak. Usahakan untuk selalu menyajikan makanan yang kaya protein albumin, seperti ikan gabus.
Mudah Membuat Ekstrak Albumin
Tingginya kandungan albumin dari ikan gabus membuat ekstrak ikan ini mulai dilirik pihak rumah sakit untuk diberikan kepada pasien pascaoperasi, yaitu sebagai pengganti serum albumin impor, yang sangat mahal harganya.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS, dari Universitas Brawijaya, Malang, telah membuktikan kemampuan ekstrak albumin dari ikan gabus untuk menggantikan serum albumin impor.
Harga serum albumin impor mencapai jutaan rupiah per 10 milimeter. Padahal, dalam satu kali operasi paling tidak dibutuhkan 30 milimeter. Penggunaan ekstrak ikan gabus ini diharapkan dapat mengurangi biaya operasi pembedahan yang selama ini dikenal sangat mahal.
Membuat ekstrak ikan gabus dengan cara sederhana, dapat dilakukan sendiri di rumah tangga. Bagi mereka yang belum bisa mengonsumsi makanan berat, dapat merebus ikan gabus hingga seluruh sarinya keluar. Sari ikan tersebut kemudian disaring dan dikonsumsi seperti minum air. Agar tidak berbau amis, sari kaldu ikan gabus dapat juga dicampur jeruk nipis.
Ikan gabus dapat diolah dengan berbagai cara. Masyarakat Sulawesi Selatan dan Papua biasa mengolah ikan gabus menjadi sup asam pedas, sedangkan masyarakat jawa dan Sunda mengolahnya dengan cara digoreng. Masyarakat Banjarmasin biasa menggunakan ikan gabus untuk membuat kerupuk. Variasi lain yang dapat dilakukan adalah dalam bentuk abon atau disantan seperti ikan kakap. Untuk bayi, ikan gabus dapat dipipil dan disajikan seperti nasi tim.
Ikan gabus sebaiknya disajikan dengan cara direbus, dikukus, ataupun dibuat sup. Ikan gabus goreng atau bakar memang lebih nikmat, tetapi nilai gizinya turun. Selain itu, menggoreng biasanya dilakukan dengan minyak berlebih, sehingga dapat meningkatkan kadar lemak pada ikan.
Padahal, ikan gabus termasuk bahan makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi karena kadar lemak dan kolesterolnya masih di bawah rata-rata. Bahaya lain yang mengintai dari ikan bakar dan goreng adalah racun karsinogenik yang dapat mengganggu kesehatan tubuh.
Seperti ikan air tawar lainnya, salah satu kelemahan ikan gabus adalah memiliki bau lumpur. Namun, hal tersebut bukanlah alasan untuk tidak mengonsumsinya mengingat manfaatnya sangat luar biasa. Untuk menyiasatinya, ikan gabus dapat dicuci dengan air kapur. Bisa juga direbus lebih dulu dengan berbagai rempah, seperti kunyit ataupun jeruk nipis, baru kemudian diolah sesuai selera.

Mengenal omega 3 pada Ikan

Salmon

  1. Ikan salmon adalah salah satu ikan yg memiliki kandungan gizi yang tinggi . Ikan ini juga istimewa karena menyantap ikan- ikan kecil yg menyantap rumput laut. Rumput laut inilah yg mendorong omega 3 yang ampuh mencegah terjadinya penggumpalan darah, menurunkan kolesterol dan melindungi sel2 otak dari penyakit penuaan.

    Ikan salmon juga kaya akan kandungan protein dan antioksidan co-anzyme
     Q 10 untuk mencegah penyakit jantung, depresi, dan mengoptimalkan kerja otak dan penglihatan pada bayi dan anak2. Omega pada salmon ini juga mampu meningkatkan level serotonin, unsur kimia pada otak yg membuat kita merasa senang dan gembira.

    Kandungan antioksidan pada ikan salmon akan membuat vitamin C dan E
     bekerja lebih lama sehingga mampu meningkatkan kesehatan mata dan kulit. Sumber protein memang terdapat pada ikan salmon yang dibutuhkan untuk membuat seluruh sel , kulit, rambut, mata, otot, dan otrgan-organ lainnya. Kandungan lemak sehat yaitu omega 3mampu meningkatkan HDL untuk menurunkan efek negatif dari kolesterol LDL.



    Dengan melihat kandungan gizi yang dimilki ikan salmon, sebisa mungkin suguhkan ikan salmon kepada anak anda secara rutin, dalam seminggu atau dua minggu sekali atau lebih sering lagi.
Energi142 kkal
Air
68, 50 gr
Protein19,84 gr
Lemak6,34 gr
Kolesterol55 gr
Kalsium12 gr
Besi0,80 gr
Riboflavin0,380 gr
Niacin
7,860 g
Tuna
Kandungan gizi pada tuna sangat baik. Kandungan omega 3 nya membuat tuna memiliki seribu satu manfaat bagi kesehatan tubuh terutama bagi anak-anak. Menurut penelitian, protein daging putih yg terdapat pada tuna lebih tinggi dari pada daging merahnya. Namun sebaliknya kadar lemak daging tuna lebih rendah . Meskipun tuna mengandung kolesterol  namun kadar nya sangat rendah daripada makanan hewani lainnya.

Sebagai salah satu komoditas laut, tuna kaya akan asam lemak omega 3 EPA dan DHA. Kandungan omega 3 nya lebih tinggi dari pada ikan air tawar. Asam lemak omega 3 juga memiliki peranan penting untuk proses pertumbuhan sel-sel syaraf termasuk sel otak sehingga bisa meningkatkan kecerdasan otak terutama pada anak-anak yg sedang mengalami proses pertumbuhan.

Ikan tuna juga kaya berbagai mineral penting yang esensial bagi tubuh. Kandungan iodium pada ikan tuna mencapai 28 kali iodium pada ikan tawar. Iodium berperan penting untuk meningkatkan kecerdasan anak. Ikan tuna juga kaya akan selenium. Selenium ini memiliki peranan penting didalam tubuhyaitu mengaktifkan enzim antioksidan glutathione peraxidase. Enzime ini bisa melindungi dari serangan radikal bebas. Tuna juga mengandung kalium dan natrium. Ikan tuna juga mengandung vitamin yang sangat baik untuk pemeliharaan sel epitel, peningkatan imunitas tubuh, pertumbuhan, penglihatan.
Energi144 kkal
Air68,09 gr
Protein23,33 gr
Lemak
4,90 gr
Kolesterol38 gr
Besi1,02 gr
Riboflavin0,25 gr
Niacin
8, 65 gr
Gabus (Mudfish)
Guru besar gizi dari fakultas kedokteran universitas Hasanuddin prof. Dr. dr. Nurpudji taslim meneliti ikan gabus dan hasilnya, ternyata ikan gabus memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi. Dalam penelitiannya, ikan gabus bisa digunakan untuk mempercepat penyembuhan berbagi penyakit. Ide penelitian tersebut berawal dari kebiasaan masyarakat sulawesi selatan menyuguhkan ikan gabus jika ada yang sakit. Mereka meyakini bahwa ikan gabus memiliki manfaat yang sangat besar.

Setelah itu, iapun bersama rekan-rekannya menguji ikan pada pasien mereka. Setelah pasien mengkonsumsi ikan gabus, efeknya sangat luar biasa . kadar albumin pasien meningkat sehingga kesehatannya berangsur-angsur membaik dan lebih cepat. Antara 10 sampe 14 hari kadar albumin pasien bisaprotein meningkat antara 0,6 sampai 0,8 .

berikut adalah kandungan gizi yang terdapat pada ikan gabus :
Energi80 kkal
Karbohidrat
2,6 gr
Protein16,2 mg
Lemak0,5 gr
Kalsium170 mg
Fosfor139 mg
Besi0,1 mg
Kalium254 mg
Vitamin
335 mcg
Bagi anak anda yang mengalami demam, coba berikan ikan gabus karena ikan gabus memiliki manfaat yang cukup tinggi . Apabila buah hati anda tidak menyukainya, anda bisa mengolahnya dengan cara yang lebih kreatif agar bau amis yang terdapat pada ikan gabus tidak tercium.

Untuk konsumsi sehari-hari bisa anda berikan kepada buah hati anda karena kandungan vitamin A yang tinggi mampu meningkatkan daya tahan tubuh sehingga ketika anak menkonsumsi ikan gabus dengan takaran yang sudah dianjuran maka, bisa meningkatkan kekebalan tubuhnya dan anak anda akan tumbuh sehat dan jarang sakit.

1 komentar:

  1. Selain untuk buah hati omega 3 pun saya konsumsi juga. Karena Omega 3 itu bagus untuk peredaran darah dan jantung.

    BalasHapus