Apa itu cacingan???
Infeksi Cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi dari tubuh inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat melemahkan tubuh inangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan.
Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya. Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang tertelan & masuk ke dalam tubuh.
Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong & panjang yang berawal dari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing dapat menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru, ataupun usus/saluran pencernaan.
Jenis Cacing...
Ada berbagai jenis cacing yang dapat mengganggu kesehatan, tetapi umumnya cacingan yang menyerang manusia disebabkan oleh jenis-jenis berikut ini :
|
1. Cacing kremi | |
| Cacing kremi atau biasa disebut juga dengan cacing kerawit merupakan cacing yang sering menginfeksi anak-anak. Cacing ini berukuran sangat kecil (sekitar 1 cm), berwarna pucat, biasanya menginfeksi organ usus. Infeksi cacing kremi biasanya melalui telur cacing yang terambil oleh jari anak-anak saat bermain. Telur cacing tersebut dapat bertahan di kulit anak-anak selama berjam-jam & dapat bertahan hidup selama 3 minggu pada pakaian, mainan & tempat tidur. Apabila jari yang ada telur cacing tersebut masuk ke dalam mulut, maka telur cacing akan ikut masuk ke dalam tubuh. |
|
2. Cacing gelang | |
| Cacing gelang merupakan cacing yang berukuran besar, dapat menginfeksi manusia ataupun binatang (kucing/anjing), bentuknya menyerupai cacing tanah & hidup di dalam usus besar serta dapat berpindah ke organ lain termasuk paru-paru. |
|
3. Cacing Pita | |
| Cacing pita dapat ditemukan pada hewan seperti pada sapi/babi. Berbentuk pipih panjang seperti pita. Bisa ditemukan pada daging yang tidak dimasak dengan sempurna. Cacing pita ini menutupi organ lain seperti otot, kulit, jantung, mata & otak. Iinfeksi cacing pita dapat terjadi melalui konsumsi makanan/daging yang terdapat telur/larva cacing pita atau melalui makanan, air atau tanah yang terkontaminasi dengan feses yang mengandung telur/larva cacing tersebut. |
|
4. Cacing lainnya | |
| Cacing lainnya adalah sejenis cacing yang berbentuk pipih seperti cacing pita. |
Gejala Cacingan
Pada umumnya cacingan mempunyai gejala sebagai berikut : - Cacing kremi : Gejalanya adalah rasa gatal di sekitar daerah anus atau vulva (kemaluan wanita). Gejala ini akan memburuk di malam hari ketika cacing kremi biasanya akan keluar dari permukaan tubuh untuk menaruh telurnya di sekitar anus/vulva. Cacing juga biasanya dapat terlihat di feses.
- Cacing gelang : Biasanya tidak menimbulkan gejala, meskipun untuk jenis toxocara canis dapat menyebabkan masalah penglihatan apabila terdapat di mata karena menimbulkan radang & luka pada retina mata. Cacing gelang ini juga dapat berpindah ke bagian paru-paru menyebabkan timbulnya batuk & asma, serta menimbulkan bengkak di organ tubuh lain.
- Cacing pita : Dapat menimbulkan rasa sakit di daerah perut. Cacing pita dapat menutupi daerah otot, kulit, jantung, mata & otak.
Selain hal tersebut di atas, gejala lain yang mungkin timbul adalah :
- Rasa mual
- Lemas
- Hilangnya nafsu makan
- Rasa sakit di bagian perut
- Diare
- Turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan
Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah tempat dari usus ke organ lain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul gejala :
- Demam
- Adanya benjolan di organ/jaringan tersebut
- Dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing
- Infeksi bakteri
- Kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena
Pengobatan Cacingan
Obat yang mempunyai efek sebagai anti parasit dapat digunakan untuk pengobatan cacingan ini, ada 2 jenis obat yang biasa digunakan yaitu :
- Pyrantel pamoat
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya adalah :
- Dewasa/anak-anak : 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal
- Mebendazole
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya, sama dengan dosis diatas, yaitu:
- Dewasa/anak-anak : 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal
Apabila ada anggota keluarga yang terkena cacingan, sebaiknya pengobatan juga diberikan untuk seluruh anggota keluarga untuk mencegah/mewaspadai terjadinya penularan cacingan tersebut. Selama masa pengobatan hindari penularan cacingan ke anggota keluarga lain dengan cara mencuci tangan dengan sabun setiap habis ke toilet atau sebelum menyentuh makanan, hindari juga untuk menyentuh mulut dengan tangan yang belum dicuci.
TIPS Mengunakan obat cacing - Tidak ada ketentuan tiap berapa bulan sekali menggunakan obat cacing. Gunakan obat cacing hanya bila diperlukan, antara lain bila terlihat tanda-tanda misalnya : tidur anak sering terganggu karena malam-malam sering terbangun karena gatal-gatal pada anusnya (anak selalu mengaruk-garuk). Bila ibu merasa curiga terhadap adanya kemungkinan “kehadiran” memeriksakan (bila ada) lengket-lengket disekitar anusnya; agar bisa dipastikan ada / tidaknya cacing serta jenis cacingnya, supaya bisa dipilih obat yang paling tepat dan tentunya ini melalui
- Efek samping yang timbul biasanya : diare, mual, muntah, sakit kepala / pusing, sukar tidur, dan mungkin juga nafsu makan menjadi berkurang.
- Tidak dianjurkan memberikan obat cacing pada anak dibawah 2 tahun. Namun Combantrin adalah obat cacing yang mengandung pirantelpamoat. Pirantelpamoat digunakan pada anak-anak di bawah 2 tahun hanya bila dokter menganggap perlu.
- Untuk putra ibu yang masih berusia dibawah 2 (dua) tahun, jangan menggunakan obat cacing tanpa konsultasi dengan dokter sebagaimana saya uraikan di atas. Artinya obat cacing pirantelpamoat ini hanya digunakan bila memang benar-benar diperlukan. Pemberian obat ini adalah dosis tunggal, artinya cukup satu kali pemberian saja. Namun untuk memastikan pengobatan tuntas, tunggu sampai telur cacing (yang tak terbasmi oleh obat ini) berubah menjadi cacing. Kira-kira 2 (dua) minggu setelah pemberian I berikan lagi dosis tunggal yang ke II. Untuk jenis cacing tertentu, digunakan selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
- Obat cacing Combantrin (Pfizer) mengandung Pirantelpamoat. Dosis Pirantelpamoat untuk anak 10mg/kg berat badan . Bila berat badan putera bapak 10kg, maka dosisnya 10 mg X 10 (kg berat badan) = 100 mg. Combantrin bentuk cair tersedia dalam dua jenis yang berbeda dosisnya. Yang mengandung 125mg/ 5 mL dan 250 mg/5 mL. Jenis mana yang anda gunakan ? Juga sendok yang anda gunakan apakah sendok teh apotek atau sendok teh rumah ? Sendok teh apotek = 5 mL, bila sendok teh rumah kira-kira 3 mL.
- Coba anda perhatikan bentuk cacing yang keluar bersama tinja. Bila ukurannya panjang (10 30 cm), kemungkinan cacing gelang , bila pendek (1cm) mungkin cacing keremi. Agar lebih tuntas, pada cacing gelang, berikan selama 3 hari ber turut2 1 X dosis (sesuai berat badan) ; bila cacing keremi, 1 X dosis tunggal, 2 minggu kemudian beri lagi 1 X dosis tunggal , sesuai dengan berat badan .
Mencegah Cacingan datang Kembali
Menjaga kebersihan diri adalah salah satu kunci untuk mencegah timbulnya cacingan kembali. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu :
- Pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan/setiap habis dari toilet.
- Jagalah selalu jari kuku untuk selalu bersih & terawat.
- hindari kebiasaan menggigit kuku/menggaruk bagian anus (terutama untuk infeksi cacing kremi).
- Biasakan untuk selalu mandi di pagi hari (terlebih apabila mengalami infeksi cacing kremi).
- Biasakan untuk membuka jendela kamar sepanjang hari, karena telur cacing sensitif terhadap sinar matahari (terutama untuk cacing kremi).
- Jagalah selalu kebersihan makanan yang dikonsumsi
- Biasakan untuk selalu mengkonsumsi daging yang telah dimasak dengan sempurna
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar