Seorang Direktur sebuah perbankan, kaya raya, punya segala-galanya, tapi merasa hidupnya tidak bahagia.Seorang Ustadz lalu mengajak sang Direktur ikut pengajian di sebuah Panti Asuhan di Jakarta agar hatinya bahagia dan tenteram.
Sang Direktur menurut. Namun setelah selesai acara, hati sang Direktur masih belum bahagia. Ia bergumam, “Ustadz bohong, katanya kakau dengar ceramah hati bs bahagia.”
Sang Direktur menurut. Namun setelah selesai acara, hati sang Direktur masih belum bahagia. Ia bergumam, “Ustadz bohong, katanya kakau dengar ceramah hati bs bahagia.”
Ia pun pulang, melangkah ke arah mobilnya dengan lesu. Tapi baru saja kakinya melangkah ke dekat pintu Panti Asuhan, tiba2 seorang anak perempuan kecil menarik tangannya.
“Om mau pulang ya..” “Iya,” jawab sang Direktur sambl tersenyum.
“Om..boleh gak Ninda minta sesuatu ke om?” Tanya anak kecil yang bernama Ninda itu.”Boleh, apa?”
“Tapi..Ninda takut gak boleh sama om.”
“Om..boleh gak Ninda minta sesuatu ke om?” Tanya anak kecil yang bernama Ninda itu.”Boleh, apa?”
“Tapi..Ninda takut gak boleh sama om.”
Sang Direktur tersenyum. Ia orang kaya, apa yg tidak bisa dibelinya? Apalagi untuk anak yatim piatu yang manis ini, pastilah permintaannya akan dipenuhi.
“Memangnya Ninda mau minta apa?” Tanya sang Direktur sambil berjongkok dan memegang bahu Ninda. “Om..ninda minta..ninda pengen manggil ayah ke om, boleh?”
“Memangnya Ninda mau minta apa?” Tanya sang Direktur sambil berjongkok dan memegang bahu Ninda. “Om..ninda minta..ninda pengen manggil ayah ke om, boleh?”
Sang Direktur tercengang. Tenggorokannya terasa tersumbat. Sebuah permintaan yg tdk pernah diduganya. Ternyata bukan boneka yang diminta ninda, bukan juga uang, hanya sebuah sebutan ‘ayah’. Tanpa terasa hatinya bergetar.
“Boleh..ninda boleh panggil ayah ke om.” “Terima kasih..ayaah. Kapan, ayah datang lagi? Ninda boleh minta lagi ke ayah?”
“Boleh, sayang, ninda mau minta apa?”
“Ninda minta, klo ayah datang lagi kesini, bawa fotonya ayah ya..ninda mau simpan di kamar ninda. Kalo ninda kangen sama ayah, ninda bisa lihat foto ayah.”
“Boleh, sayang, ninda mau minta apa?”
“Ninda minta, klo ayah datang lagi kesini, bawa fotonya ayah ya..ninda mau simpan di kamar ninda. Kalo ninda kangen sama ayah, ninda bisa lihat foto ayah.”
Sang Direktur pun mengangguk.
Dengan berlinang air mata sang direktur memeluk ninda dan berkata, “besok ayah datang lg kesini. Ayah akan bawa foto ayah, dan ayah akan sering kesini ketemu sama ninda.”
Dengan berlinang air mata sang direktur memeluk ninda dan berkata, “besok ayah datang lg kesini. Ayah akan bawa foto ayah, dan ayah akan sering kesini ketemu sama ninda.”
Hati sang Direktur sangat bahagia. Ya, ia bahagia sekarang. Ternyata bahagia itu bukan saat kita bisa memiliki segalanya, melainkan saat kita bisa memberi apa yang kita miliki untuk orang lain, meski hanya sebuah ungkapan cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar